7

Sebuah pemahaman pribadi…

Maaf sebelumnya, saya ingin membagi pemahaman saya pribadi tentang sp ini, kalo ada yang salah mohon dikoreksi dan ditambahi, terima kasih…

Jujur saja, yang ku rasakan tentang sp ini, sangat sedih, sangat tertekan, dan sangat menderita. Hari2 kurasakan saat masih sekolah dulu bagaikan beban yang sangat berat yang membebani batinku, every single day!. Beberapa kali aku menangis dalam kesendirianku, (padahal aku kan laki2, malu donk kalo nangis…) intinya apa yang kualami ini menurutku adalah cobaan terbesar dalam hidupku…

Dalam perjalanan cobaanku ini, akhirnya aku mempelajari beberapa prinsip yang akan aku pegang sampai akhir hidupku. Ada 3 prinsip yaitu:

Bersyukur, lho kenapa harus bersyukur, sedangkan saya kan sp, emang ga tau apa sp gimana beratnya??? Mungkin itu yang terlintas di pikiran kita, tapi tahukah rekan2 sekalian, bersyukur atau tidak tergantung tingkat pembanding yang kita ambil. Contohnya jika kita membandingkan diri kita dengan orang2 yang lebih tinggi dari kita maka kita akan menderita, sedangkan kalo kita mengambil pembanding yang ada di bawah kita, maka kita akan bersyukur karena kita tidak seperti dia. Jika Tuhan mau, apa susahnya diri kita dibuat jadi seperti yang dibawah kita.

Yang jalan kaki, iri kepada yang punya motor, yang bermotor iri pada yang bermobil, yang bermobil, iri pada yang punya lebih dari 1, kalo gini, kapan kita menikmat apa yang ada pada kita?!

Seharusnya yang bermobil bersyukur karena membandingkan dengan yang punya motor, terus sampe yang jalan kaki, yang jalan kaki juga bersyukur karena tetangganya ada yang lumpuh, yang lumpuh ternyata juga bersyukur karena masih diberi kesadaran buat tobat, sebab ada tetangganya yang kemarin meninggal

Dengan bersyukur, setidaknya ada 2 hal yang pasti akan kita peroleh, yaitu: kita akan menikmati apa yang ada pada kita, lalu nikmat kita akan bertambah! Tidak percaya? Coba praktekkan.

Sebaliknya dengan tidak bersyukur, kita tidak akan pernah bisa menikmati apa yang ada pada kita, dan kesengsaraan kita akan ditambah? Ga percaya juga? Coba aja renungkan perjalanan hidup kita, cukup direnungkan saja, jangan di praktekkan….

lanjut nanti ahh.. kalo ada yang nanggapi he..he..he..

7 comments:

Anonymous said...

wah, kalo itu bagian dari self-help, uda gak berarti lagi bagiku, kemarin coba ikutan SA scale test (www.socialanxietysupport.com/disorder/liebowitz/) dapat skor 102, very severe social phobia, dan ketemu situs http://www.social-anxiety-shyness-info.com/art/sad-shyness/a-12-selfhelp-nothelp.htm .Wah, bener aja self-help ga berati lagi, dan sekarang keadaanku desperate banget karena sekarang ini menghadapi dunia kerja. Mungkin teman2 lainnya punya saran menghadapi SA di interviu kerja atau dunia kerja tanpa obat2 an bisa kirim ke email pacifist82@gmail.com

tukimin said...

bersyukur walau tidak menyembuhkan menurut saya akan sedikit mengurangi beban yang ada,, tapi kalo aku kadang susah juga menerapkan 'syukur' dalam kehidupan sehari hari, mata kadang masih nengok kiri kanan, iri pada yang lain. semoga besok besok nggak deh...

menghadapi dunia kerja, spesifik lagi interview adalah momok bagi orang orang SP, terekam kalo ngobrol ma temen sesama SP mbahas kerja ato 'masa depan', termasuk juga aku. kalo udah kerja, yang masih SP, akan terganggu banget dalam pekerjaannya, misalnya takut kalo dapat tugas dari atasan bwt hal hal yg berbau presentasi, atau bingung kalo mau naik pangkat tapi harus pakai interview, dll. ketakutan ketakutan ini akan menghantui kita terus dan terus... trus gimana??

aku juga gak tahu, aku belum sembuh!!!

help........

Ken Bandung said...

Mohon maaf, hati-hati, jangan meremehkan prinsip2 dasar tersebut (prinsip lain belum saya lanjut), karena itu bisa jadi penyelamat saat kita benar2 down dan bisa menguatkan kita saat mood kita sedang naik ke atas, ini berdasarkan pemahaman dan pengalaman pribadi bro, melawan prinsip2 dasar itu, sangat bisa jadi kita akan semakin tenggelam dalam sp kita dan bisa berada pada posisi yang destruktif terhadap diri kita sendiri.

mungkin benar tidak bisa diterapkan 100% cure buat sp, tapi prinsip2 itu adalah merupakan pondasi bro, coba liat setiap agama pasti menganjurkan prinsip2 itu kan?, setelah kita memiliki prinsip2 itu baru penanganan sp secara personal, therapi, medicine dll akan jauh lebih efektif.

saya pernah baca statemen di blog ini bahwa sp tidak bisa disembuhkan. mohon maaf, saya sangat tidak setuju, sp itu intinya tanpa sadar kita BELAJAR untuk sp, sp beda dengan scizoferenia(gila) secara genetik, idiot, autis dsb, sp yang saya maksud adalah kita BELAJAR untuk sp baik disadari ataupun tidak. artinya apa? artinya kita bisa BELAJAR untuk tidak sp!. sp masalah alam bawah sadar bro.

menurut pemahaman dan pengalaman saya, bicara dari hati ke hati tentang masalah kita dengan orang yang paham/empatik, merenungi dengan berdasarkan prinsip2 yang BENAR, step by step melangkah, pertolongan psikolog dan psikiatrik, akhirnya kita bisa jadi diri kita sendiri, be 100%, Insya Alloh.

saya pribadi Alhamdulillah, sudah bisa menikmati hidup saya, sudah bisa bergaul layaknya orang 'normal', perasan2 negatif yang membuat diri tidak nyaman dan tidak enak sudah minimal, sudah nyamanlah, alhamdulillah.....

padalah saya terkurung sp 13 tahun bro, sudah 6 tahun mulai bisa menikmati hidup, kondisi antara 90-95% alhamdulillah...

sori ya bro & sis, saya cerita gini cuma memotivasi aja, saya sangat senang kalo kalian semua bisa menuju ke arah yang lebih baik.

satu hal lagi yang sangat penting, jangan pernah menyerah....

nb:bro tukimin, saran saya coba berfikir ke arah usaha sendiri, jangan kepikiran kerja terus...he..he.., kalo usaha, kita bisa ngatur sendiri step by step kita. saya juga entreprener bro, jangan bilang susah ya bro, kalo kepikiran susah, inget... dimana ada niat disitu ada jalan, kalo ga ada jalan, bikin jalan sendiri, kalo bikin jalan juga susaaaah banget, inget lagi, dimana ada niat disitu ada jalan... good luck bro :)

Rain1784 said...

barusan ikut tes di www.socialanxietysupport.com/disorder/liebowitz, hasil skor 85 (severe social phobia).

Ken Bandung said...

iseng ikutan juga test di www.socialanxietysupport.com/disorder/liebowitz
coba sekilas jujur tanya ke hati,
hasilnya fear 9 + aviodant 5 = score 14
ga ada scoring scalenya.... mudah2an bener :D

Anonymous said...

Ini score aku:

Your score:
57(fear) + 58(avoidance) = 115
You have very severe social anxiety.

Emang udh parah bgt fobia sosialku ini,pdhl udh ke psikiater ,dan rutin makan obat tp tetep gak terlalu membantu bgt.

Anonymous said...

Aq jg seorang SP. Aq mw nanya ne, ad g y seorang SP yg udh menikah? Bs g dy menjalani rmh tangganya?

Post a Comment

jangan lupa pakai nama ya, kalo bisa pake google account.