Lanjutan dari Penafsiran positif, Penafsiran negatif dan Alam Fikiran
Sebelumnya saya mo koreksi tulisan sebelumnya tentang Alam Bawah Sadar hampir menguasai keseluruhan tubuh kita (thx to tukimin...), itu kurang tepat. Yang benar adalah Pikiran sadar menguasai sistem syaraf simpatik (kalo ga salah…) seperti menggerakkan tangan, menggelengkan kepala dll, sedang Pikiran Tak Sadar menguasai sistem syaraf parasimpatik seperti detak jantung, aliran darah, pengeluaran endorfin, adrenalin dan lainnya.
Yang tadinya di serahi tugas ke pikiran sadar bisa juga menjadi tugas alam pikiran tak sadar, contoh awal kita belajar sepeda, kita harus berjuang sangat keras untuk menjaga keseimbangan, memboseh sepeda, belum liat sekeliling kita. Tapi kalo sudah bisa dan biasa, maka hampir kita tidak berfikir lagi untuk bisa naik sepeda.
Nah sekarang simtomp sp menurut saya sangat berkaitan dengan wilayah alam bawah sadar, dan sudah menjadi otomatis karena secara sengaja atau tidak sengaja, kita belajar dan terbiasa untuk membentuk pola pikiran sp.
Sekarang masuk ke gelombang otak manusia.
Penelitian dari dunia barat dengan menggunakan alat EEG, secara garis besar para ilmuwan membagi menjadi 5 gelombang otak.
- Gamma
Kondisi saat tegang, seperti Olahragawan saat pertandingan penting, Orang sedang stress
- Betha
Kondisi saat sedang terjaga / Sadar
- Tetha
Kondisi Saat Dzikir / Meditasi / Hipnotis
- Alpha
Kondisi saat menjelang masuk alam tidur
- Delta
Kondisi Tidur / masa pemulihan fisik dan mental
Penjelasan berikut lebih menitik beratkan pada kondisi Betha dan Tetha.
Kondisi Betha adalah kondisi saat terjaga, bekerja atau mungkin dominan otak kiri / analitis-logika
Kondisi Tetha adalah kondisi dimana ditemukan pada orang2 yang khusuk shalat, dzikir, meditasi dan hipnotis. Di kondisi ini orang sering mendapat yang di sebut ‘ilham’ atau pencerahan dari masalah yang sedang di hadapinya. Gelombang ini sering diketemukan pada seniman, musisi, agamawan dll.
Orang yang mengandalkan hanya dominan Betha, maka di rentan terhadap stress karena, tidak semua permasalahan bisa diselesaikan oleh logika / otak kiri
Orang yang mengandalkan hanya dominan Tetha, maka ibarat berdoa / berharap tanpa realisasi aksi.
Yang ideal adalah mengoptimalkan keduanya sehingga kedua gelombang ini saling mendukung untuk mencapai tujuan.
Seandainya dalam aktifitasnya, seseorang telah mampu menggabungkan secara harmonis gelombang otak betha dan thetanya atau ada juga yang menyebut otak kiri dan otak kanan, dimana otak kiri adalah logika sedangkan otak kanan intuisi, imajinasi, maka ia bisa menghasilkan sesuatu dengan maksimal.
Seorang usahawan, selain logikanya berjalan, intuisi bisnisnya akan menuntun pada keputusan2 yang tepat
Seorang guru, selain pelajaran yang dikuasainya, diapun bisa menemukan cara mengajar yang tepat sesuai dengan karakter masing2 muridnya
Seorang yang sedang mencari kerja, walau pikiran dan raganya sibuk mencari kerja, tapi hatinya tetap sabar, ikhlas dan pantang menyerah.
Nahh… menurut penelitian, seseorang yang sedang dalam kondisi cemas, takut, dalam kasus kita simptomp sp, gelombang otaknya berada di kondisi di atas betha atas, atau bisa di wilayah Gamma, aktifitas mentalnya sedang tinggi.
Kata pakar, tidak mungkin seseorang yang berada di level Theta bisa mengalami kecemasan dan kepanikan seperti di level betha atas atau gamma. Sedang level theta bisa kita munculkan di pikiran kita sendiri.
Mungkin ini salah satu sebabnya ya, kenapa di agama Islam (maaf saya mengambil contoh agama Islam karena itu yang saya pahami, di agama lain juga pasti ada hal2 serupa), ada doa untuk setiap kegiatan, mau tidur, bangun tidur, masuk wc, keluar rumah, mo makan dll, juga sangat di anjurkan kalo kata pak kyai mah, lidah selalu basah dengan berdzikir. Karena secara teory diatas, gelombang theta yang berisi ketenangan, ilham, pencerahan akan mendukung aktifitas Betha / logika kita.
Dah, gelombang otak sampe disini karena taunya baru sampe segini, moga ada manfaatnya
Selanjutnya mungkin 1 tulisan terakhir dalam bagian ini, judulnya apa yaa… mungkin Teknik Membentuk Pola Pikiran Positif.
Salam,
Ken Bandung
3 comments:
koq ga ada yang koment yah.... ihik... :)
Pembahasannya kok terlalu saintifik sih mas, terlalu logis buat kita2 SP yang jarang berpikir logis, hahaha....
ya ya ya.. gelombang otak seorang SP bisa jadi sangat dinamis dari teori diatas. tiap harinya terjadi fluktuasi yang terjal jika mau repot repot ngukur.
ketika menghadapi situasi yang ditakuti maka gelombang otak berada pada kondisi gamma, posisinya paling atas, atau mungkin diatas normal. nah, sayangnya, yang takuti seorang sp itu tiap hari ketemu. coba kalo takut ma kebo, jarang jarang kan ketemu.
ketika aku membaca buku dalam kamar sendiri penuh konsentrasi dan merasa nyaman, maka gelombang otakku dalam wilayah Betha, asik, tiba tiba tok tok tok ada orang datang, tak dikenal pula, waduh.. jadi masuk ke wilayah gamma alias stress, tamu pulang trus sembahyang jadi tetha alias tenang. keluar beli rokok jadi gamma lagi, dst dst dst. naik turun melulu...
unik dan menjengkelkan kalo pas ujian, duduk di depan, dan didepannya ada pengawas. gamma sama betha akan berperang!!!! aku pernah mengalinya, dan tidak hanya sekali...
Post a Comment
jangan lupa pakai nama ya, kalo bisa pake google account.