4

Seputar Fakta-Fakta

Beberapa fakta tentang fobia sosial berdasarkan hasil penelitian:



> Fobia sosial dapat terbagi menjadi 2 tipe, yaitu:

Generalized Social Phobia (fobia sosial menyeluruh)
Penderita SP tipe ini memiliki kecemasan hampir di semua situasi yg mengharuskan
ia tampil atau berinteraksi dengan orang lain. Contohnya: Penderita SP yg memiliki
kecemasan tinggi di situasi sosial apapun seperti memulai percakapan, bertemu orang baru,
bicara dengan lawan jenis, bicara dgn orang yg punya figur otoritas (punya jabatan tinggi/
kekuasaan), pergi ke mal, dll

Non-generalized Social Phobia (fobia sosial yg bersifat spesifik)
Penderita SP tipe ini memiliki kecemasan tinggi hanya pada 1 atau 2 situasi sosial saja.
Contoh: Penderita SP yg kecemasannya muncul hanya saat ia harus tampil di depan umum,
hanya saat ia makan di tempat umum, atau hanya saat ia menulis sambil diawasi orang lain


> Wanita memiliki kecenderungan lebih besar untuk menderita Fobia Sosial, namun
para penderita SP pria lebih cenderung mencari treatment, dikarenakan ekspektasi
sosial, dimana dibandingkan wanita, pria lebih dituntut menafkahi keluarga,
dan itu artinya tanggung jawab pria lebih besar daripada wanita (Weinstock, 1999)


> Bagi wanita, situasi yang lazimnya menimbulkan kecemasan sosial ialah:

menggunakan toilet umum
berbicara di depan umum

Bagi pria, situasi yang lazimnya menimbulkan kecemasan sosial ialah:

makan di restoran (di depan publik)
menulis di depan umum/sambil diawasi orang lain


> Sebagian besar penderita Fobia Sosial berusia antara 18-29 tahun, dan biasanya
berstatus single, serta memilki tingkat sosial ekonomi rendah hingga menengah
(Scheneier, et al., 1992)


> Fobia sosial ialah gangguan kecemasan yang mendapat perhatian paling sedikit
dibandingkan bermacam gangguan kecemasan lainnya (Liebowitz, et al., 1985)


> Jika tidak ditangani, Fobia sosial dapat menjadi gangguan kecemasan yang
merusak masa depan karena akibatnya: menurunnya kualitas hidup,
menjadikan si penderita terus mengurung diri (social isolation), takut mencari pekerjaan,
kurang memiliki pencapaian dalam hidup, dan seringkali memiliki ketergantungan
terhadap orang lain dari segi finansial (Scheneier et al., 1992; Davidson et al., 1994;
Montgomery et al., 1995; Weilet et al., 1996; Witten & Beloch, 1996)


> Age of onset seorang penderita SP (usia dimana seseorang mulai menyadari bahwa
dirinya menderita fobia sosial) biasanya diantara kisaran usia 11-15 tahun, sedangkan
age of onset di atas usia 25 tahun jarang ditemukan (Schneier et al., 1992)


> Beberapa faktor dari lingkungan yang terjadi semasa kecil memiliki kontribusi
terhadap munculnya fobia sosial. Para penderita fobia sosial seringkali dilaporkan
bahwa ketika masih anak-anak, orangtua suka menolak pendapat mereka (rejecting),
terlalu melindungi (overprotective), dan kurang memberi kehangatan emosional
(emotional warmth). Di sisi lain, perilaku awal yang muncul sejak kecil, seperti
munculnya rasa ketakutan berlebihan saat berada di situasi/lingkungan yang
tak dikenal/asing, juga bisa menjadi pertanda awal bahwa cikal bakal fobia sosial
sedang berkembang pada diri anak tersebut (Parker, 1979; Arrindel et al., 1983)




Diambil dari sumber:


Anxiety Disorder: An Introduction to Clinical Management
and Research, edited by: J.L Griez, C. Faravelli, D. Nutt, D. Zohar. 2001.
John Wiley & Sons. Ltd.




-R.A.I.N 1784-
5

story about me..

Pekerja yang tidak punya otak

Aku kira, setelah selesai kuliah, penderitaan berkepanajanganku akan SP juga usai, namun aku masih seorang SP dengan segala macam kerendahan dan kehinaannya. Sekali SP, tetap SP!

Aku telah mengira sebelumnya, menjadi seorang SP akan sulit bagiku untuk mendapatkan pekerjaan dan juga walaupun setelah masuk dalam lingkungan kerja itu aku pasti akan menapat bermacam masalah untuk melakukan tugasku.

Aku senang sekali mendapat pekerjaan di sebuah pesantren. Sebelumnya, karena aku begitu takut tidak mendapatkan pekerjaan, aku selalu berdoa pada Alloh, agar memberiku pekerjaan yang selalu mendekatkan diriku padaNya. Aku tidak meminta yang lebih dari itu. Bagiku, mendapat pekerjaan saja sudah sangat beruntung. Walaupun aku mendapatkannya dengan cara yang "rendah". Aku mendapatkan pekerjaan itu setelah ke dua calon terbaik mengundurkan diri. Aku pikir-pikir, sakit juga menjadi pekerja yang diterima nomor 3. tapi, waktu itu aku mencoba untuk tidak mempermaslahkannya. Yang penting, aku harus selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik agar semua orang di lingkungan kerjaku tahu bahwa aku memang pantas mendapatkan posisi itu.

Sesuai dengan tawaran pimpinan ponpes, aku berniat untuk mengambil mes di ponpes. Karena gaji bekerja yang tidak terlalu besar, aku memilih tawaran itu. Kalau tidak, uang gajiku akan habis untuk biaya kost dan transport. Sebenarnya aku merasa ragu dan takut untuk mengambil keputusan tinggal di ponpes. Aku takut aku tidak bisa menyesuaikan diri di tempat baru itu. Sebenarnya di mana-mana, sampai kapanpun aku memang tidak akan pernah bisa menyesuaikan diri. Namun, aku berusaha mematahkan semua pikiran negatifku, demi gajiku.

Pada akhirnya, aku tidak jadi mengambil keputusan itu. Aku terlanjur merasa nyaman dengan kesendirian di sebuah tempat kost kecil bersama adikku tercinta. Aku membutuhkannya, begitu juga dia. Walaupun dengan begitu akan menjadikan kami berdua tidak mandiri dan berkembang, kami memilih cara aman daripada kami harus menghadapi resiko dengan kesendirian.

Awal bekerja, aku merasa mempunyai energi yang begitu besar sehingga aku begitu rajin berangkat awal dan mengikuti semua kegiatan yang diwajibkan oleh pesantren bagi semua karyawannya. Aku selalu berusaha menunjukkan ekspresi ramah dan bersahabat dengan para guru (walaupun hal itu membuat aku tertekan dan was-was; khawatir). Aku begitu takut ketika harus bergaul dengan guru-guru walau hanya sekedar bertanya mengenai sarana-sarana kantor yang belum aku mengerti cara penggunaannya. Awal kerja juga begitu membosankan karena tidak banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan. Di sini, aku sebagai administrasi bimbel pesantren bersama seorang rekan wanita yang baru juga. Bimbel ini memang baru berdiri kembali setelah vacuum beberapa lamanya. Karena itu, kami berdualah yang harus aktif dan mempunyai inisiatif sendiri tentang apa yang harus kami kerjakan. Pimpinan hanya memberikan garis besar tugas kami, detailnya, kamilah yang harus mencari pelaksanaan sendiri. Beruntung rekan kerjaku adalah wanita yang cerdas, inisiatif, cekatan, supel dan penuh semangat. Huh, berbeda sekali dengan diriku. Dia selalu mempunyai ide-ide cemerlang di mana aku membantunya melaksanakan hasil pemikirannya. Tapi, lama kelamaan, sepertinya dia bosan juga. Karena, aku seperti robot. Hanya menunggu perintah darinya. Aku tidak punya inisiatif sendiri. Bahkan dalam beberapa hal urgent yang seharusnya aku bisa bertindak apa yang terbaik tanpa perintah, aku tidak dapat melakukannya. Sehingga, dia memarahiku. Hal wajar dia melakukan itu. Karena, aku memang benar-benar keterlaluan! Seketika itu juga, aku menangis di hadapannya. Tanpa permisi, tanpa mengenal malu. Begitulah jika rasa sesak ini terakumulasi. Pecahlah tangiskua. Namun, aku tidak dapat mengatakan kepadanya apa sebenarnya yang terjadi. Aku hanya bisa menangis. Dia meminta maaf padaku karena dia yakin apa yang ia lakukan telah membuat aku terluka. Sebenarnya, bukan kata-katanya yang membuat aku terluka. Tapi, kebencian dan kekesalanku pada diri sendirilah yang membuat aku menangis…

Setiap kali bertemu dengan rekan kerjaku, membuat aku taku dan tertekan. Sekarang, aku tidak bisa berusaha berbicara dan beramah tamah kepadanya. Rasanya, aku membeku. Aku hanya berkata seperluku. Itupun dengan sangat berat. Aku selalu berusaha agar tidak mempunyai waktu untuk berdua saja dengannya.

Aku juga begitu takut ketika harus menanyakan atau menyampaikan hal-hal yang berkaitan denga pekerjaan sehingga aku menundanya sampai berhari-hari untuk menyampaikannya. Sering aku tidak melakukannya karena rasa takutku. Beruntung, hal itu tidak begitu urgent sehingga tidak mempengaruhi pekerjaanku.

Aku selalu iri pada rekan kerjaku yang selalu lebih unggul dalam segala hal disbanding aku. Terutama dalam hal bergaul dengan pimpinan, anak-anak, dan guru-guru. Aku benar-benar merasa tidak dianggap di situ. Sebenarnya, perlakuan pimpinan dan rekan-rekan guru biasa saja, tidak membedakan. Namun, aku merasa sangat buruk karena aku tidak bisa sedekat rekan kerjaku terhadap mereka.

Setiap kali rapat, aku juga merasa begitu tertekan. Aku hanya bisa membisu di antara puluhan ucap… rekan-rekan kerjapun, akhirnya tahu betapa tidak kompetennya aku.

Aku kesepian di antara jutaan keramaian, aku terdiam di antara ribuan ucap, aku menangis di antara ratusan tawa……………...

Pegawai baru mengubah nasibku….

Aku senang sekali ketika rekan kerjaku mengundurkan diri dari pesantren. Awalnya, ada rasa takut yang menyelimut begitu dalam. Tanpa temanku itu, bagaimana mungkin aku melaksanak pekerjaan? Aku tidak mungkin bisa. Walaupun apa yang aku takutkan benar adanya, pada akhirnya aku mensyukuri atas peristiwa itu. Karena, setelah keluarnya rekan kerjaku, aku benar-benar merasa seluruh rasa tertekanku terbang ke langit…

Pegawai baru itu, seorang laki-laki. Awalnya, aku khawatir dan merasa sangat nervous. Bagaimana mungkin aku bekerja dengan seorang laki-laki? Bekerja dengan rekan perempuan saja aku tidak bejus! Tapi, ternyata dia adalah pegawai laki-laki yang baik dan supel. Dia mengakrabiku aku dengan baik. Dia memperlakukan aku sama ketika ia memperlakukan semua orang. Walaupun aku cenderung diam dan kadang mungkin tidak bisa diajaknya bekerjasama, dia tetap baik padaku. Aku selalu merasa, aku benar-benar membosankan baginya. Aku juga tidak mempunyai inisiatif dalam bekerja. Aku juga tidak bisa diandalkan dalam bekerja sehingga sering dialihkan padanya. Hal itu tentu saja membuat aku merasa benar-benar tidak berguna. Tapi, di satu sisi aku benar-benar merasa dia begitu amazing, aku berterima kasih padanya….

Pada akhirnya, dia lebih popular dari aku karena kesupelannya. Lagi-lagi aku merasa kalau pimpinanku pilih kasih padanya, seperti dulu. Tapi, dia adalah rekan kerjaku yang paling baik. Tidak membenciku walaupun aku pendiam dan pemalu. He 's my friend…

1 tahun yg tak menghasilkan apa2…

Karena aku tidak mengambil mes, aku memutar otakku untuk melakukan berbagai cara agar aku dapat menyisihkan sebagian uang hasil kerjaku untuk aku berikan pada keluargaku. Awalnya, aku berusaha meminimalisir berbagai pengeluaran termasuk makan, minum, peralatan mandi, dll sehemat mungkin. Dan, aku berusaha jalan kaki dari kostku ke tempat kerja. Entah berapa meter jaraknya. Yang kutahu, jika aku naik kendaraan umum memerlukan waktu 15' untuk sampai ke sana dan sekitar 1,5 jam kalau aku berjalan kaki. Walaupun kakiku lelah, pegal dan tampak semakin besar, tapi aku tetap berusaha melakukannya. Namun, pada akhirnya, aku sendiri mengingkari komitmen yang aku buat. Rasanya semakin lelah jika aku berjalan kaki. Selain itu, aku sering stress dan down sehingga pengeluaran terutama dalam hal makan semakin banyak. Karena, aku limpahkan semua stressku pada makanan.

Hari terus berjalan tanpa bisa aku kendalikan, tanpa bisa aku hentikan. Aku takut aku tidak menghasilkan apa-apa. Apa yang aku takutkan terjadi. Gajiku, hanya cukup untuk makan, biaya kost dan transport. Gaji adikku juga demikian. Bahkan, kadang karena ada keperluan mendesak seperti biaya membuat gigi palsu adikku, kami terpaksa mendapat suntikan dana dari kampung. Aku kadang berpikir, dari mana orang tuaku bisa mendapat uang untuk kami. Padahal, ayahku sudah pensiun. Ibuku, hanya ibu rumah tangga biasa. Kakak-kakakku ada yang tidak bekerja, yang bekerja sepertinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan adik-adikku yang masih sekolah. Di satu sisi, aku merasa senang ketika melihat uang yang mereka berikan. Di sisi lain, aku ingin menangis. Aku tidak berguna. Ayah, ibu, anak yang telah kalian sekolahkan sampai sarjana muda ini, yang sudah menghabiskan begitu banyak biaya semasa hidupnya, hanya bisa memberikan kesusahan yang tiada henti-hentinya…..

Puncak kesedihanku, ketika idul fitri hampir tiba. Rasanya, aku tak ingin pulang ke rumah. Untuk apa pulang ke rumah. Aku tidak membawa apa-apa selayaknya orang-orang yang merantau dan membawa banyak uang untuk keluarga di rumah, aku bahkan membawa uang dari kampung untuk balik lagi ke tempat kerja! Aku juga ingin memberi, aku ingin merasa berguna!

Aku tahu, ayahku sangat mengharapkan aku mendapatkan pekerjaan yang selain bergengsi juga bergaji tinggi. Tapi, apa yang dapat aku berikan? Mencukupi kebutuhanku sendiripun kadang aku tak bisa. Aku tahu betapa besar harapan orang tua padaku. Walaupun mereka tidak pernah mengatakan, mereka tak ingin membebaniku, tapi sudah sepantasnyalah aku membalas jasa-jasa mereka. Sebenarnya, balas jasa tentu dapat diberikan tidak hanya dalam bentuk uang, tapi apa yang dapat aku berikan? Kasih sayang dan perhatian, akupun tidak dapat memberikannya. Karena aku, kaku, dingin, tidak dapat mengungkapkan perasaanku. Apa yang dapat aku berikan? Apa yang dapat aku berikan?

Psikiaterku yang baik hati
Aku, lagi-lagi tidak tahan dengan SPku. Akhirnya, aku menemuinya, tanpa rencana. Beliau adalah psikiaterku yang paling baik, perhatian dan memahamiku. Aku selalu menantikan saat bertemu dengannya. Walaupun aku selalu tegang ketika hendak bertemu dengannya, aku sangat bahagia bersamanya. Dia mendengarkan segala ceritaku, keluh kesahku. Walupun sering aku diam membisu bahkan menangis tersedu, dia selalu setia menanti kata-kata dari bibirku. Setiap kali aku down, bosan dan tertekan, aku selalu mengganggunya dengan sms-smsku. Walaupun dia tidak membalasnya, aku tahu dia pasti membacanya. Sms dengannya, membuatku tenang dan lega. Aku hanya bisa bercerita padanya. Aku percaya, dia memahamiku dan mengerti apa yang aku rasakan. Dia selalu mendukung apa yang aku lakukan, apa yang membuat aku nyaman. Dia membiarkan aku memilih mana jalan yang terbaik menurutku. Dia tak ingin aku tergantung padanya. Tapi, aku memang sudah tergantung padanya.

Doctor, "This disorder, why did it choose me? "
How can I live in this condition?
I need u, don't leave me alone…


Aku: Penghuni kost yang tidak bersahabat

Aku seperti lonceng. Setiap hari, tempat kerja-kost, tempat kerja-kost. Walaupun ruang lingkup sosialisasiku sempit, jika aku dapat memanfaatkannya dengan baik, seharusnya aku mendapat manfaat maksimal dari lingkungan itu. Tapi, pada akhirnya, aku tidak mendapatkan apa-apa.

Awal pertemuan dengan sesama penghuni kost, terbersit niat untuk akrab dan beramah tamah dengan mereka. Awalnya, kami berkenalan dan saling menyapa. Tapi, tidak berlanjut ke mana-mana. Masing-masing dari kami selalu berada di kamar masing-masing. Keluar jika ada perlu. Tidak pernah saling mengunjungi kamar satu dengan yang lain. Bahkan, setelah idul fitri tidak ada acara maaf-maafan, apalagi saling bertukar oleh-oleh. Design tempat kost memang tidak memungkinkan kami penghuni kost untuk saling berkumpul karena tempat kost kami tidak mempunyai ruang tamu atau ruangan apapun yang bisa digunakan untuk berkumpul, kecuali kamar kami masing-masing. Selain itu, penghuni kost yang lama memang tidak menggauli aku dan adikku dahulu. Aku memang tidak mengharapkan mereka beramah tamah dan mengakrabi kami. Bagaimanapun, aku tahu. Akulah yang seharusnya lebih dahulu mengakrabi mereka. Aku tahu prinsip memberi dan memahami orang lain. Tapi, aku tidak bisa mengamalkannya. Sehingga, semua itu menjadi percuma.

Dari hubungan yang tidak akrab itu, bahkan memburuk menjadi semacam perang dingin. Ada masalah kecil saja langsung dipermasalahkan. Masalah buang sampah tidak teratur, air kran yang tidak dinyalakan sehingga airnya sangat dalam ketika akan digunakan untuk mandi. Kami memang tidak cek cok mulut ketika berpapasan. Tapi, raut wajah tidak bersahabat mereka membuatku panas dan melakukan hal yang sama. Namun, akhirnya aku menyadari. Seharusnya aku tidak bersikap sama seperti apa yang mereka lakukan. Pada hari-hari selanjutnya, aku berusaha sabar dengan apa yang mereka lakukan dan mencoba melakukan hal-hal sebaik mungkin agar tidak menimbulkan masalah. Aku mencoba tak mempedulikan mereka ketika mereka membicarakan kami di belakang.

Walaupun perang dingin agak mereda (sepertinya tidak ada hal-hal lagi yang dapat memanaskan hubungan kami), bukan berarti hubungan kami jadi intim. Tetap saja seperti dulu. Selalu sibuk dengan kegiatan sendiri. Ramah tamah dan sapa menyapa juga tidak pernah kami lakukan lagi.

Aku sebenarnya tidak tahan dengan keadaan seperti ini. Bagaimana mungkin sesame penghuni kost yang setiap hari bersama, bertemu, tidak pernah bertegur sapa, tidak pernah bicara, bahkan tidak mengenal satu sama lain. Sungguh sangat aneh dan tidak mengenakkan! Ya Alloh, aku sangat berdosa dan bertanggung jawab akan hal ini. Sebenarnya, aku ingin mengakrabi mereka. Bukan karena aku takut dengan kesepian dan kesendirian, tapi karena aku takut dengan dosa yang aku perbuat pada Alloh karena aku tidak menjadi makhluk social yang seharusnya…


Tes cpns Kejaksaan yang menyedihkan…

Menjelang akhir tahun 2009 ini, cpns di Indonesia kembali dibuka. Aku yang tidak ingin kehilangan kesempatan meraih posisi PNS, segera mengikuti segala info lowongan CPNS di internet. Beruntung di kantorku ada internet. Jadi kalau tidak ada pekerjaan, aku sibuk membuka-buka www.bukalowongan.com. Di situ situ banyak sekali terdapat info lowongan pekerjaan termasuk CPNS.

Berbagai departemen membuka lowongan CPNS. Aku begitu girang sekaligus bingung melihat formasi jurusanku lumayan banyak. Akhirnya, aku mendaftar di kejaksaan. Karena, di sana paling banyak formasinya, 265!

Ayahku pun sibuk ke sana ke mari melengkapi persyaratn pendaftaran yang rumit dan jlimet itu. Setelah semua persyaratan siap, akupun mendaftar. Ternyata, ada persyaratn yang kurang. KTPku legalisirnya salah. Sebenarnya, aku sudah menyerah pada petugas untuk tidak mengikuti tes karena persyaratan itu harus sudah dipenuhi besok pagi. Sementara rumahku begitu jauh dari kejaksaan. Namun, petugas itu dengan berbagai cara berusaha membantuku sehingga akhirnya aku berjanji untuk membawa kelengkapan syarat itu esok pagi.

Sebenarnya aku bermaksud untuk membatalkan pendaftaran itu. Akan tetapi, ayahku keesokan paginya datang ke kota. Subuh-subuh beliau datang. Dari rumah menggunakan angkutan pengangkut sayuran. Aku tidak dapat membayangkan ayahku berjibaku selama enam jam (dari jam 12 malam) di antara dinginnya angin malam. Sementara, beliau sudah cukup tua. Pasti merasakan lelah yang amat. Beliau langsung kembali ke kampung tanpa beristirahat terlebih dahulu di tempat kostku. Aku berusaha menjadi pribadi yang dingin agar tak dapat kurasakan keharuan itu.

Aku sangat bersyukur ketika Alloh membalas usaha ayah dengan kelolosanku di tahap I tes kejaksaan. Pasti semua ini karena perjuangan ayah dan doa ayah ibuku, pikirku. Namun, aku merasa tidak lega dan khawatir. Karena, masih ada seleksi tahap ke 2. Kekhawatiranku terbukti ketika aku mengambil surat pemberitahuan kelulusan. Di sana tercantum biaya tes kesehatan sebesar 700 ribu rupiah! MasyaAlloh! Besar sekali! Gajiku satu bulan saja tidak sampai segitu! Aku telah memikirkan bermacam cara untuk tidak mengikuti tes itu. Aku juga berencana untuk tidak memberitahu ayahku. Tapi, ayahku selalu menanyakannya. Sehingga, mau tak mau daripada aku berbohong, aku memberitahukan pada ayahku segalanya. Aku tahu, ayah pasti akan mendukungku untuk mengikuti tes itu.

Dengan perasaan berat aku mengikuti tes itu. Walaupun begitu, aku tetap serius melakukannya. Itu adalah prinsipku. Melakukan segala sesuatu dengan serius karena aku tidak tahu apa hikmah yang terkandung di dalamnya. Aku begitu takut, cemas dan tertekan menghadapi tes itu. Huh, aku tidak dapat mengerjakan tes Excel dengan baik! Waktu yang disediakan sangat terbatas, aku menjadi gugup karenanya. Ketika tes wawancara, aku juga begitu gugup. Aku mencoba menenangkan diriku. Aku memperhatikan dan mencoba merasakan apa yang teman-teman lain juga rasakan. Mereka pasti sama tegangnya seperti aku. Sehingga, aku merasa tidak sendiri. Aku merasa perasaan tegang itu wajar dimiliki oleh seseorang pada saat seperti itu. Walaupun aku tidak dapat menjawab semua pertanyaan saat wawancara dengan baik, tapi aku puas atas apa yang aku lakukan. Aku merasa PD dan lebih berani ketika di depan pewawancara. Ternyata, tidak semenakutkan apa yang aku bayangkan ;)

Namun, aku tetap tidak yakin dengan hasil tesku. Aku masih mempunyai niat untuk tidak mengikuti tes kesehatan. Sebelum terlanjur dan uangku melayang, aku seharusnya dapat membatalkannya. Tapi, ayah tetap memaksaku. Akupun melakukan tes kesehatan itu. Benar-benar tes yang menyebalkan! Sebenarnya, aku sendirilah yang menyebabkan tes itu tidak menyenangkan. Aku sendiri yang membuat diriku tertekan karena aku tidak berani melakukan prosedur yang seharusnya dilakukan. Sebab, itu memerlukan hubungan dengan banyak orang. Sehingga, aku salah prosedur dan mendapat marah dari beberapa petugas. Aku langsung down. Aku benar-benar merasa tidak berguna.

Penyesalanku bertambah ketika aku dinyatakan tidak lolos tahap akhir. Aku menangis, sedih, bukan karena tidak lolos. Tapi, karena aku telah menggunakan uang ayah dengan sia-sia, menggunakan perjuangan ayah tanpa hasil! Sementara aku belum bisa memberikan apa-apa untuk ayah! Maafkan aku ayah, anakmu yang tidak berguna!

Pekerjaan yang membosankan!

Semakin hari aku semakin bosan dengan pekerjaanku saat itu. Setiap hari, hanya duduk di depan computer, tanpa pekerjaan yang harus aku lakukan. Aku mencoba mencari kesibukan sendiri. Tapi, tetap saja membosankan. Aku tidak bisa begini terus! Aku bisa gila!

Bosan dan stress ku bertambah ketika aku harus berhubungan dengan pimpinan yang membuat aku begitu tertekan. Setiap hari, hubunganku dengan pimpinan semakin renggang. Jika ada hal penting yang ingin aku sampaikan, aku tidak pernah bisa menyampaikannya. Bahkan, aku mangatakan aku keluar dari pesantren juga lewat sms! Benar-benar tidak sopan dan tidak tahu tata krama! Tapi, daripada aku selalu tertekan. Akupun melakukan segala cara. Hanya satu keinginanku saat ini. Keluar dari pesantren dan membuka lembaran baru di dunia kerjaku. Walaupun aku tahu akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan baru, bagiku lebih sulit mengatasi kebosanan di pesantren. Selamat tinggal pesantren!!

Road to Purbalingga
Tanggal 6 Desember 2009, aku mau tes cpns pemkab Purbalingga. Aku senang sekali. Selain bisa pulang kampung, aku berharap bisa lolos karena ini adalah tes cpns terakhirku di tahun 2009. Ayah, aku berjanji, tahun ini aku akan jadi PNS. Just 4 U my mom, my dad, my brothers n sisters, I just want to make them smile. Like this ;)

07.30 p.m. in my boarding roon Niesz 29th Dec 2009


"walaupun q seorang SP, walopun q g bs bgaul, walopun q hny bs di dlm kmr, di dpn computer, aku pasti bisa melakukan sesuatu, aku harus melakukan sesuatu untuk org lain" I just want to be useful n make all smile… Never Give UP!!! Everybody has their own ability. Mereka mempunyai bidang dan bagian masing2, so do what u can! Do your Best! Little by little, step by step, without force u'r selves! keep positive thinking! Not only u in this terrible condition. Let's spirit! Stronge one other! This' s social live!
14

Nasib Si Pemalu

…si pemalu punya sedikit balas dendam bagi masyarakat atas siksaan yang dibebankan kepadanya. Dia sanggup, hingga derajat tertentu, untuk mengemukakan sengsaranya. Dia membuat takut orang lain sebagaimana halnya mereka membuatnya takut. Ia berfungsi sebagai peredam di seluruh ruangan, dan pribadi yang paling supel menjadi tertekan dan gelisah di hadapannya. Ini terutama disebabkan oleh kesalahpahaman. Banyak orang keliru menganggap sikap malu-malunya sebagai kesombongan yang tak termaafkan dan merasa terlecehkan.

Dan, sungguh, disalahpahami adalah takdir si pemalu pada setiap kesempatan. Kesan apapun yang ia coba untuk tampilkan, hasilnya tanpa terelakkan justru kebalikannya. Saat ia sedang bercanda, ada orang yang mengira ia lagi serius, lalu mengecam hal-hal yang dianggap tidak pantas dalam omongannya. Gaya sarkasmenya dipandang sebagai pendapat harafiah, dan membuatnya meraih reputasi sebagai orang tolol, sementara, bila ingin menyenangkan orang dengan sedikit menyanjung, akan dianggap sedang mengolok-olok dan malah membuatnya dibenci.

Ya, seorang pemalu merasakan kejamnya dunia, yang agar dapat dijalani dengan cukup nyaman membutuhkan kulit badak…seolah tanpa itu kalangan ini tak layak dilihat dalam masyarakat yang beradab. Makluk malang yang menghela napas dan merona wajahnya, dengan lutut yang gemetar dan tangan tersentak-sentak, adalah pemandangan yang menyakitkan bagi siapapun, dan jika ia tak dapat menyembuhkan dirinya sendiri, makin cepat ia pergi menggantung diri justru semakin baik.

…congkak adalah baju zirah terbaik yang dapat dikenakan seseorang. Jangan salah. Yang kumaksud tentunya bukanlah congkak yang menampilkan diri dengan hidung terangkat dan suara melengking. Itu bukanlah congkak yang sesungguhnya – melainkan hanya berlagak seolah-olah congkak; seperti halnya anak-anak bermain pura-pura menjadi raja dan ratu dan berjalan angkuh dengan hiasan bulu dan ekor jubah yang panjang. Kecongkakan yang sejati tidak membuat seseorang menjadi menyebalkan.

Sebaliknya, cenderung menjadikannya ramah, baik hati, dan apa adanya. Ia tak butuh kepura-puraan, karena ia terlalu puas dengan karakternya sendiri, dan kebanggaan dirinya terlalu kokoh terpancang sampai-sampai tak terlihat lagi dari luar. Sama cueknya terhadap pujian maupun celaan, ia dapat menampilkan diri sejujur apa adanya. Terlalu jauh, dalam angan-angan, melampaui umat manusia lainnya hingga tak tergundahkan oleh perbedaan remeh mereka, ia bersikap sama wajarnya terhadap seorang bangsawan ataupun pedagang di pinggir jalan. Tak menghargai standar siapapun selain miliknya sendiri, ia tak pernah tergoda untuk menerapkan kepura-puraan hina yang oleh orang-orang kurang mandiri dipersembahkan tiap jamnya kepada ‘dewa-pendapat-teman’ mereka.

Nasib si pemalu “menyedihkan” walaupun aku khawatir sesungguhnya mereka tak pernah dikasihani. Ada beberapa jenis kemalangan yang, sekalipun menimpakan penderitaan besar pada korbannya, tidak menimbulkan simpati di mata orang lain. Kehilangan payung, cinta tak terbalas, sakit gigi, mata lebam, dan mendapatkan topimu diduduki orang bisa disebutkan sebagai beberapa contohnya, namun yang terparah diantara semua itu adalah sifat pemalu. Seorang pemalu dianggap sebagai lelucon hidup. Kesengsaraannya menjadi gurauan di ruang pergaulan dan disebut-sebut serta dibahas secara brutal…

[Diterjemahkan selektif dengan penyesuaian, dari esai berjudul “On Being Shy” dari buku “Idle Thoughts of an Idle Fellow” oleh Jerome K. Jerome, penulis humoris dari Inggris (1859-1927).]

imesaya
4

Tehnik Membentuk Pikiran Positif

Lanjutan dari Gelombang Otak Manusia

Ok sp’ers, ini bagian terakhir dari bagian ini…

Pembahasan awal dimulai dengan memberikan pendapat darimana datangnya sp, yaitu dari yang saya sebut penafsiran negatif, apapun namanya intinya adalah reaksi negatif emosi kita terhadap sebuah kejadian, yang tertumpuk dan berulang2 membuat ‘Alarm’ bawah sadar kita selalu berbunyi saat kondisi yang ‘disangka’ oleh pikiran alam bawah sadar adalah kondisi ‘bahaya’

Kenapa dibuat menjadi beberapa bagian, karena pertama pengetahuan adalah kekuatan, yang kedua praktek berikut jika didasari oleh pemahaman, maka dalam pelaksanaannya menjadi lebih mendalam.

Catatan bagi anda yang sp dan ‘seperti’ tidak sanggup menjalani kehidupan anda sehari-hari, sangat saya sarankan untuk segera berkonsultasi ke psikiater yang ada di daerah anda. Bisa di cek di rumah sakit di kota anda, jika ternyata tidak ada, anda bisa juga mendatangi dokter umum, mereka bisa memberikan resep untuk obat psikotropika. Obat ini akan sangat mengurangi ‘penderitaan’ yang di alami oleh seorang sp.

Tapi harus disadari bahwa, obat tidak mengobati sp, ibarat aspirin untuk sakit gigi, rasa sakit gigi bisa hilang, tapi tetap saja gigi anda harus diobati. Begitu juga obat sp, hanya menekan rasa derita sp anda, tapi tidak menyembuhkan apa penyebab sp anda

Tehnik yang saya coba kemukakan adalah pendekatan hipnosis, self hipnosis

Cara kerjanya gini, agak mengulang, penyebab sp (menurut pendapat saya) adalah karena adanya penafsiran negatif yang berulang dan bertumpuk yang pada alam bawah sadar kita, nah sekarang tugas kita adalah menghapus muatan negatif dari tumpukan2 penafsiran negatif yang ada pada alam bawah sadar kita.

Salah satu sifat alam bawah sadar yang belum saya tulis adalah dia tidak bisa membedakan antara realita dan imajinasi, Alam bawah sadar akan merespon sama terhadap gambaran pada benak kita yang terbentuk oleh realita atau imajinasi kita.

Tehniknya begini, sederhana saja….

  1. buat tubuh anda rilex, masuk ke gelombang otak theta/rilex, bagaimana masuk ke kondisi rilex pada hipnotis bisa anda searching di google atau buku2
  2. setelah anda masuk kondisi rilex,bayangkan anda berada sendiri di bioskop, ada layar putih di depan anda
  3. ambil satu pengalaman anda yang paling menyakitkan / menyedihkan, tampilkan di layar bioskop itu
  4. amati sejenak, lalu anda sadari bahwa emosi negatif yang muncul dari peristiwa itu adalah tidak produktif dan merugikan anda
  5. maka geserlah gambaran menyedihkan anda tadi keluar dari layar bioskop anda ke sebelah kiri atau kanan, jadikan gambarnya menjadi hitam putih, lalu buat gambaran itu menjadi kabur / tidak jelas, lalu buat gambaran itu menjadi kecil ibarat anda meremas kertas, lalu buang gambaran itu ke tempat sampah yang ada di sudut ruang bioskop
  6. lalu masukan peristiwa serupa ke dalam layar bioskop anda, dan gambarkan diri anda bereaksi dengan tenang, wajar, percaya diri seperti yang anda inginkan. Buat gambaran itu sejelas mungkin. Amati beberapa saat gambaran itu
  7. terakhir, buat gambaran kedepan seperti yang anda inginkan dimana anda bisa mengatasi kondisi yang sebelumnya membuat anda takut, gambarkan diri anda tenang, mantap, percaya diri, optimal pada kondisi itu.

Sekali lagi, alam bawah sadar tidak bisa membedakan apa gambaran yang ada di benak kita itu hasil dari realita atau kekuatan manusia kita, yaitu imajinasi positif kita.

Sejalan dengan pengulangan praktek anda, maka muatan2 positif pada kejadian yang membuat anda terluka / sedih / takut dan lain2 akan hilang dalam bawah sadar anda dan akan terisi oleh muatan positif hasil imajinasi anda.

Dari sini akan terbentuk Pola Pikir Positif atau otomatisasi pikiran positif kita.

Waktu yang baik untuk melakukan ini adalah saat anda hendak tidur, atau setelah ada kejadian yang membuat anda terluka, cari waktu dan tempat yang memungkinkan, jika anda telah melatihnya, maka penghapusan muatan negatif dan digantikan menjadi positif dalam bawah sadar anda menjadi otomatis.

Latihan ini saya dapat dari mp3 di http://roseannaleaton.com/. Akan sangat baik jika anda juga mendengarkannya melalu headset anda. Mp3 dalam bahasa inggris.

Ok pren, motif saya sederhana, hanya ingin berbagi sesuatu yang menurut saya bermanfaat, mudah2an bisa bermanfaat juga buat pren semua. and I have to say, its have positive effect for me. monggo untuk ditambahkan atau di koreksi oleh teman2...


Salam,

Ken Bandung

3

Gelombang Otak Manusia

Lanjutan dari Penafsiran positif, Penafsiran negatif dan Alam Fikiran

Sebelumnya saya mo koreksi tulisan sebelumnya tentang Alam Bawah Sadar hampir menguasai keseluruhan tubuh kita (thx to tukimin...), itu kurang tepat. Yang benar adalah Pikiran sadar menguasai sistem syaraf simpatik (kalo ga salah…) seperti menggerakkan tangan, menggelengkan kepala dll, sedang Pikiran Tak Sadar menguasai sistem syaraf parasimpatik seperti detak jantung, aliran darah, pengeluaran endorfin, adrenalin dan lainnya.

Yang tadinya di serahi tugas ke pikiran sadar bisa juga menjadi tugas alam pikiran tak sadar, contoh awal kita belajar sepeda, kita harus berjuang sangat keras untuk menjaga keseimbangan, memboseh sepeda, belum liat sekeliling kita. Tapi kalo sudah bisa dan biasa, maka hampir kita tidak berfikir lagi untuk bisa naik sepeda.

Nah sekarang simtomp sp menurut saya sangat berkaitan dengan wilayah alam bawah sadar, dan sudah menjadi otomatis karena secara sengaja atau tidak sengaja, kita belajar dan terbiasa untuk membentuk pola pikiran sp.

Sekarang masuk ke gelombang otak manusia.

Penelitian dari dunia barat dengan menggunakan alat EEG, secara garis besar para ilmuwan membagi menjadi 5 gelombang otak.

  1. Gamma

Kondisi saat tegang, seperti Olahragawan saat pertandingan penting, Orang sedang stress

  1. Betha

Kondisi saat sedang terjaga / Sadar

  1. Tetha

Kondisi Saat Dzikir / Meditasi / Hipnotis

  1. Alpha

Kondisi saat menjelang masuk alam tidur

  1. Delta

Kondisi Tidur / masa pemulihan fisik dan mental

Penjelasan berikut lebih menitik beratkan pada kondisi Betha dan Tetha.

Kondisi Betha adalah kondisi saat terjaga, bekerja atau mungkin dominan otak kiri / analitis-logika

Kondisi Tetha adalah kondisi dimana ditemukan pada orang2 yang khusuk shalat, dzikir, meditasi dan hipnotis. Di kondisi ini orang sering mendapat yang di sebut ‘ilham’ atau pencerahan dari masalah yang sedang di hadapinya. Gelombang ini sering diketemukan pada seniman, musisi, agamawan dll.

Orang yang mengandalkan hanya dominan Betha, maka di rentan terhadap stress karena, tidak semua permasalahan bisa diselesaikan oleh logika / otak kiri

Orang yang mengandalkan hanya dominan Tetha, maka ibarat berdoa / berharap tanpa realisasi aksi.

Yang ideal adalah mengoptimalkan keduanya sehingga kedua gelombang ini saling mendukung untuk mencapai tujuan.

Seandainya dalam aktifitasnya, seseorang telah mampu menggabungkan secara harmonis gelombang otak betha dan thetanya atau ada juga yang menyebut otak kiri dan otak kanan, dimana otak kiri adalah logika sedangkan otak kanan intuisi, imajinasi, maka ia bisa menghasilkan sesuatu dengan maksimal.

Seorang usahawan, selain logikanya berjalan, intuisi bisnisnya akan menuntun pada keputusan2 yang tepat

Seorang guru, selain pelajaran yang dikuasainya, diapun bisa menemukan cara mengajar yang tepat sesuai dengan karakter masing2 muridnya

Seorang yang sedang mencari kerja, walau pikiran dan raganya sibuk mencari kerja, tapi hatinya tetap sabar, ikhlas dan pantang menyerah.

Nahh… menurut penelitian, seseorang yang sedang dalam kondisi cemas, takut, dalam kasus kita simptomp sp, gelombang otaknya berada di kondisi di atas betha atas, atau bisa di wilayah Gamma, aktifitas mentalnya sedang tinggi.

Kata pakar, tidak mungkin seseorang yang berada di level Theta bisa mengalami kecemasan dan kepanikan seperti di level betha atas atau gamma. Sedang level theta bisa kita munculkan di pikiran kita sendiri.

Mungkin ini salah satu sebabnya ya, kenapa di agama Islam (maaf saya mengambil contoh agama Islam karena itu yang saya pahami, di agama lain juga pasti ada hal2 serupa), ada doa untuk setiap kegiatan, mau tidur, bangun tidur, masuk wc, keluar rumah, mo makan dll, juga sangat di anjurkan kalo kata pak kyai mah, lidah selalu basah dengan berdzikir. Karena secara teory diatas, gelombang theta yang berisi ketenangan, ilham, pencerahan akan mendukung aktifitas Betha / logika kita.

Dah, gelombang otak sampe disini karena taunya baru sampe segini, moga ada manfaatnya

Selanjutnya mungkin 1 tulisan terakhir dalam bagian ini, judulnya apa yaa… mungkin Teknik Membentuk Pola Pikiran Positif.


Salam,

Ken Bandung

2

Halo teman-teman...

Halo teman2. Apa kabar semuanya? Semoga semua sehat2 saja ya? Meskipun punya SP, dan meski mungkin orang2 yg ada di lingkungan kita kurang paham tentang kondisi kita, semoga blog ini bisa jadi sarana agar semua bisa menuangkan uneg2nya, saling menceritakan pengalaman, dan bisa saling berhubungan supaya kita menyadari bahwa kita nggak sendirian, dan membuat kita sadar bahwa masih banyak penderita SP di luar sana. Kalau nggak keberatan, aku mau mengingatkan beberapa hal yg menurutku penting bagi kita semua untuk mengetahuinya. Slah satu yg menurutku penting, bahwa dengan mengetik/memberi komentar kepada postingan sesama SP (apapun postingannya), meski komentarnya sedikit saja (misalnya, 'wah ceritamu sama seperti saya', atau 'ayo semangat terus ya', 'kamu pasti bisa', atau 'saya pun mengalami yg kamu alami), saya rasa hal itu udah sangat membantu sekali, karena dengan begitu, mereka akan merasa tulisan yg mereka p0sting ada yg membaca dan mereka merasa diperhatikan. Sebab, siapa lagi yg mau mendengarkan kisah seseorang dengan SP selain orang yg memiliki SP lainnya, betul kan? That's why, mari kita berusaha mencoba untuk lebih peka trhadap satu sama lain ya teman2. Kedua, aku juga sangat berharap semoga kita semua di sini bisa menyampingkan segala macam perbedaan ras, agama, status, umur, jenis kelamin, dll yah. Jangan biarkan semua itu jadi penghalang (terinspirasi dari Ken, ^-^), karena dengan demikian kita bisa bersatu padu, saling berpegangan tangan, memberi support satu sama lain, supaya nantinya kita bisa terlepas dari SP ini. Terimakasih banyak sudah membaca postingan saya ya.

Rain1784
6

Penafsiran positif, Penafsiran negatif dan Alam Fikiran

Lanjutan dari Darimana Datangnya sp (social phobia)???

Lanjut mang…… :D

Suatu kejadian terjadi, yang membuat sedih, takut, kecewa dan perasaan negatif lainnya. Kata pakar jika bisa lakukan sesuatu tentang masalah itu, maka lakukanlah untuk menyelesaikannya, tapi jika kita tidak bisa apa2 dengan kejadian itu dan perasaan negatif itu tidak terselesaikan, maka itulah yang disebut penafsiran negatif yang akan menimbulkan ekses2 merusak pada alam bawah sadar kita

Kita tinjau sedikit tentang alam bawah sadar…

kenapa sedikit? Karena bukan pakar he..he..he..

Secara garis besar, fikiran manusia terbagi menjadi fikiran sadar yaitu saat manusia terjaga, dan fikiran bawah sadar, yaitu fikiran yang memiliki sifat unik yang berbeda dengan fikiran sadar. Dan saya yakin, inti dari sp adalah di alam/fikiran bawah sadar ini, dan langkah pertama recovery sp dimulai dari fikiran sadar.

Salah satu sifat alam bawah sadar yang unik adalah dia akan menyimpan semua memori kita, kejadiannya, bagaimana kita menanggapinya, bagaimana perasaan kita terhadapnya dan lain sebagainya. Lengkap ga ada yang kurang, baik kita terjaga maupun kita tidur, dari kita lahir sampai detik ini alam bawah sadar punya space yang cukup sampai kita matee…. Kembali kepada Sang Pencipta, karena karunia yang Maha Tidak Terbatas tentunya, dan ini sudah terbukti secara ilmiah.

Sifat lain lagi dari alam bawah sadar adalah dia akan selalu berusaha untuk menjadi pembantu setia dari tuannya, yaitu kita, sesuai dengan fikiran alam bawah sadar kita sendiri, yang…. Ini yang penting, tidak selalu produktif untuk diri kita.

Sifat lainnya yang relevan dengan pembahasan kita adalah bahwa Alam bawah sadar praktis mengatur hampir keseluruhan dari tubuh kita, seperti detak jantung, aliran darah, sirkulasi oksigen, pergerakan paru2, pengeluaran enzim endorfin, adrenalin dan lainnya.

Alam sadar berlandaskan logika, alam bawah sadar berlandaskan perasaan, imajinasi atau otak kanan..

Fikiran sadar vs Fikiran bawah sadar, siapa yang menang???

Pada kondisi ‘darurat’ alam bawah sadar yang menang!. Bagi anda sp’ers pasti pernah mengalami situasi dimana secara logika anda, situasi yang anda hadapi sama sekali tidak berbahaya, tapi anda mengalami simptomp2 sp, anda berusaha meyakinkan diri bahwa situasi baik2 saja, tapi tidak demikian dengan pikiran alam bawah sadar, dia akan beraksi tidak sejalan dengan pikiran sadar anda. Itulah bukti Alam bawah sadar unggul daripada alam sadar anda pada kondisi tertentu.

Katakanlah kita mengalami suatu kejadian, dipermalukan di depan umum oleh orang lain, baik sengaja ataupun tidak sengaja, datanglah perasaan malu, sedih, kecewa, terluka dan lain sebagainya. Nah kalo penafsiran ini tidak kita selesaikan, maka ini bisa berpotensi ke arah gangguan kepribadian, bisa jadi sp atau bisa jadi pemarah. Alam bawah sadar akan menyimpan semua informasi lengkap dari kejadian itu, alam bawah sadar akan mengartikan bahwa diri kita sedih, kecewa terluka, tidakkkk…. Tuanku tidak boleh terluka, aku akan berbuat apa saja supaya tuanku terhindar dari kejadian ini, gitulah mungkin jeritan alam bawah sadar, menyadari bahwa tuannya terluka

Nah pada kejadian di kemudian hari ada kondisi situasi umum yang ‘mirip’ saat kita terluka, nahh beraksi deh alam bawah sadar dengan kekuatannya, kepala pusing, bicara gagap, blushing (muka merah), ga konsen/blank dan lain sebagainya (ingat alam sadar menguasai hampir seluruh tubuh kita), tak lain dan tak bukan itulah cara alam bawah sadar memberi tahu tuannya agar segera lari dari ‘ancaman’ yang tengah terjadi.

Apakah alam bawah sadar salah? Saya harus katakan bahwa alam bawah sadar ini 100% benar dan dia memiliki fikirannya sendiri yang berbeda dengan jalan fikiran sadar. Suatu misal terjadi gempa, kita dalam rumah, secara otomatis adrenalin kita akan meningkat, kita segera berfikir untuk menyelamatkan orang2 yang kita kasihi dan diri kita keluar dari rumah, walau kondisi lemes atau bangun tidur, atau kaki kita sedang sakit, secara ‘ajaib’, tubuh kita akan memiliki energi yang tinggi untuk melakukan itu semua. Itu kerjaan alam bawah sadar, pada saat kondisi ‘darurat’ alam bawah sadar mengambil alih fungsi sadar kita.

Sebenarnya yang terpenting adalah bagaimana kita menggunakan kekuatan alam bawah sadar ini, memahami cara kerjanya dan menyelaraskannya dengan tujuan produktif kita.

Ceilee… sotoy luh…. Ga pa2lah pd dikit daripada ga pd, kalo salah koreksi donk….:D

Apakah bisa timbunan jutaan bahkan milyaran penafsiran negatif yang bertumpuk di alam bawah sadar kita yang menyebabkan kita sp, bisa kita hilangkan dan digantikan dengan penafsiran positif yang akan menimbulkan hal2 produktif? Saya yakin BISA…!!!

Pd bangetz… apa bener??? Benerrrr…..!!! :D

Lalu bagaimana caranya membuang yang negatif dan menggantikannya dengan yang positif???

Sebelum masuk ke bagian itu, saya ingin membahas tentang gelombang otak, yang saya fikir, akan jadi pengetahuan yang sangat bermanfaat yang saya rasakan, jadi judul selanjutnya adalah Gelombang otak manusia… :D

Sebenernya agak canggung nulis2 gini, takut banyak salahnya…. Tapi sekali lagi kalo ada benernya, moga bisa diambil manfaatnya.

Salam,

Ken Bandung

8

Darimana Datangnya sp (social phobia)???

Uraian berikut ini merupakan hasil dari pengalaman dan pembelajaran pribadi, bukan dari ilmu akademis, bisa jadi banyak salahnya, tapi mudah2an kalo ada benernya, bisa bermanfaat....kalo salah ya tolong dikoreksi, tolong kasih koment ya, buat melengkapi, terima kasih...

Darimana datangnya sp? dari mana ya...?

kita anggap aja pendapat kebanyakan sp datang pertama dari genetik, yang kedua dari traumatik

Kalo orang sudah meyakini bahwa sp datangnya dari sonohnya / genetik, maka ga ada yang bisa kita perbuat untuk mengatasinya, lha wong sudah dari sonohnya, mau gimana lagi? terima nasib ajjah....

Tapi kalo kita meyakini bahwa sp datang dari traumatik atau pengalaman masa lalu yang membuat kita sedih, menderita dan lain sebagainya, maka kita berpeluang untuk mengatasi sp kita.

Menurut saya, bukan pengalaman traumatiknya yang membuat kita jadi sp? sebab dengan pengalaman traumatik yang sama bisa membuat orang jadi down, jadi pemarah atau ga bermasalah bagi kestabilan emosinya.

Yang jadi masalah sebenarnya adalah sikap kita dalam menafsirkan pengalaman traumatik itu.

Saat kita kecil, mungkin kemampuan kita untuk menanggapi secara benar pengalaman yang membuat kita sedih, marah, kecewa dsb belum berkembang secara tepat, jadi kita sangat tergantung oleh lingkungan kita yang secara langsung akan membentuk kita.

Tapi saat kita dewasa, kemampuan kita untuk menafsirkan pengalaman2 buruk itu akan berkembang seiring dengan perjalanan waktu kita untuk belajar tentang hal itu.

Jadi sp dalam hal ini, disebabkan karena kita sendiri, karena kita menafsirkan pengalaman2 traumatik itu tanpa kita sadari mengarahkan kita sendiri menjadi sp.

Kalo saat ini kita sp, berarti telah terjadi tumpukan ribuan atau bahkan jutaan penafsiran negatif yang merusak diri kita sendiri, salah satunya jadi sp.

Kata pakar sih, katanya manusia itu cenderung untuk mengulang pola pikir yang dimilikinya setiap hari, jadi bisa dibayangkan, kalo kita masih memiliki pemikiran negatif, dan diulang setiap hari, maka sp kita bukannya jadi melemah, malah jadi makin kuat.

Jadi, menurut teory ini, kalo kita memiliki kecenderungan untuk memiliki penafsiran yang positif dan membuang penafsiran negatif (termasuk penafsiran negatif masa lalu) dibuang, maka sp kita atau yang lainnya bisa semakin kita lemahkan, dan kita bisa berkembang menuju ke arah yang lebih baik.


bagaimana bentuk penafsiran positif dan penafsiran negatif??? pengen nerusin sich...tapi dah kecapean nich.... nanti dilanjut lagi ya....(mudah2an bisa bermanfaat)


Salam,

Ken Bandung

www.fobiasosial.webs.com

2

Halo

Halo, salam kenal semuanya, aku Rain tinggal di Depok, sebelah selatan Jakarta. Prtama-tama, thanks buat Ken dan Dik Gant yg sudah mengundang jadi kontributor. Aku blm tau juga mau posting apa, tp sbagai sesama penderita SP pasti kita berkumpul di sini untuk saling sharing ttg pengalaman kita ya, jd mungkin aku mau cerita sedikit aja. Awalnya aku sendiri baru beberapa tahun sadar kalau ada SP. Memang blm didiagnosa, tapi aku yakin bgt gejala2ku mirip skali dgn SP. Pngalaman pertamaku waktu SD, sering mengurung diri di toilet pas jam istirahat krn nggak punya teman main. Aku merasa beda dr anak2 lain yg lebih berani, tdk pemalu, lbh ceria, dll. Sampe skrg aku berpikir bahwa mungkin SP-ku berawal dari pengalaman di masa kecil itu, sehingga kepribadianku waktu dewasa menjadi terbentuk seperti ini..Oke segitu dulu ya. Skali lagi, salam kenal semuanya!
2

http://www.fobiasosial.webs.com/

untuk saling melengkapi dan saling mendukung kita semua untuk mengatasi sp, saya membuka sebuah forum di http://www.fobiasosial.webs.com/

kalo ada waktu senggang tolong dikunjungi ya.....

buat mas Tukimin dan member di fobiasosial.org saya undang untuk sama2 jadi moderator disana buat kemajuan kita bersama


Salam,

Ken - Bandung
1

sp bukan ya??

kenal Ian Kasela kan? pasti dung, penyanyinya raja band. kenal Nugie kan? ya iya lah,,,

menurutku mereka ne ada kecendurangan SP, silakan diamati. bagaimana komentar anda??
7

Sebuah pemahaman pribadi…

Maaf sebelumnya, saya ingin membagi pemahaman saya pribadi tentang sp ini, kalo ada yang salah mohon dikoreksi dan ditambahi, terima kasih…

Jujur saja, yang ku rasakan tentang sp ini, sangat sedih, sangat tertekan, dan sangat menderita. Hari2 kurasakan saat masih sekolah dulu bagaikan beban yang sangat berat yang membebani batinku, every single day!. Beberapa kali aku menangis dalam kesendirianku, (padahal aku kan laki2, malu donk kalo nangis…) intinya apa yang kualami ini menurutku adalah cobaan terbesar dalam hidupku…

Dalam perjalanan cobaanku ini, akhirnya aku mempelajari beberapa prinsip yang akan aku pegang sampai akhir hidupku. Ada 3 prinsip yaitu:

Bersyukur, lho kenapa harus bersyukur, sedangkan saya kan sp, emang ga tau apa sp gimana beratnya??? Mungkin itu yang terlintas di pikiran kita, tapi tahukah rekan2 sekalian, bersyukur atau tidak tergantung tingkat pembanding yang kita ambil. Contohnya jika kita membandingkan diri kita dengan orang2 yang lebih tinggi dari kita maka kita akan menderita, sedangkan kalo kita mengambil pembanding yang ada di bawah kita, maka kita akan bersyukur karena kita tidak seperti dia. Jika Tuhan mau, apa susahnya diri kita dibuat jadi seperti yang dibawah kita.

Yang jalan kaki, iri kepada yang punya motor, yang bermotor iri pada yang bermobil, yang bermobil, iri pada yang punya lebih dari 1, kalo gini, kapan kita menikmat apa yang ada pada kita?!

Seharusnya yang bermobil bersyukur karena membandingkan dengan yang punya motor, terus sampe yang jalan kaki, yang jalan kaki juga bersyukur karena tetangganya ada yang lumpuh, yang lumpuh ternyata juga bersyukur karena masih diberi kesadaran buat tobat, sebab ada tetangganya yang kemarin meninggal

Dengan bersyukur, setidaknya ada 2 hal yang pasti akan kita peroleh, yaitu: kita akan menikmati apa yang ada pada kita, lalu nikmat kita akan bertambah! Tidak percaya? Coba praktekkan.

Sebaliknya dengan tidak bersyukur, kita tidak akan pernah bisa menikmati apa yang ada pada kita, dan kesengsaraan kita akan ditambah? Ga percaya juga? Coba aja renungkan perjalanan hidup kita, cukup direnungkan saja, jangan di praktekkan….

lanjut nanti ahh.. kalo ada yang nanggapi he..he..he..
10

Coment bwt "sebulan tak minum obat"

Bro hebat n brani bgd km, appaluase bwt km. Klo aq msh blm bisa kayaknx. Aq aj baru coba2 beberapa hari terakhir pake alpraz bwt hal2 penting kayak wa2ncara kerja misalnx. Biasanx kan aq pake alpraz klo mw tidur or klo aq pengen ketenangan aj, coz aq takut ketergantungan jg. Tp klo emg keadaan udah g memungkinkan, alpraz pun gpp. Aq jd punya iklan neeh "Mau wawancara atw presenatsi? Jgn Khawatir! kan ada Alpraz!" "Sediakan sebotol air putih n beberapa butir alpraz di tas anda kemanapun anda pergi!" He3x.. Aq skrg malah jd ngikut km bro, coz bener2 g bs aq kontrol kecemasanku trutama klo hal2 yg penting. Kyk kemarin pengalaman nyata, aq wa2ncr di RSISA Semarang tempat di mn aq berobat! untung para petugas g tw klo aq adlh salah 1 pasien RSISA, apalagi pasien Depresi n SP. Di form data diri aq emg ga bilang klo aq pnh di rawat di RS. Yah boong dikit gpp lah..He3x. Alhmdllh aq lo2s tes tertulis, n kemarin tes wa2ncara. Wuih..blm dipanggil aj udah dag dig dug duer daia..!!! Perut mules, dada berdebar, n tangan gemetar n sampe rasa sakit di sendi2. (Wuih edyan ya..) Trus aq minum alpraz dech n aq banyak minum. Lumayan jg, wktu wa2ncr aq kyknx ga buruk2 amat n aq bs menatap mata org yang mewawancaraiku. So "dont't forget to bring alpraz everywhere u go!!!" Tp aq jd pengen pi2s jg coz kebanyakan minum. He2. Yg pasti, aq cukup puas dg penampilanku.Finally, aq pulang naik bis dr terboyo ke ngesrep n aq lgsg teler di bus (kelabas k banyumanik!!)coz aq minum 1,5 mg Alpraz!! Skrg,Masalahnx, aq jd merasa bener2 ketergantungan ma obat. Baik g ya?

Aq yakin koq klo teman2 meskipun g pd isi coment, pasti sll bc n ngikuti perkembgn blog kita kan? Prcy ma aq. Aq kan punya indra ke enam. He2. Percy gak??????????????????????
0

sebulan tak minum obat

hai teman teman... 

biar lama nggak ngepost ato ngecomment, tapi aku selalu mengikuti apa yang ditulis teman teman. sudah sebulan obat ku tak ku minum, efek ketagihan kerasa banget pas hari hari pertama,  cemas banget, susah tidur, sendi sendi sakit. bukan berarti aku sudah terbebas dari sp, hantu yang menakutiku setiap waktuku masih berkeliaran dalam otakku. bukan berarti pula aku menyepi sendiri mengurung dalam persembunyian. satu demi satu kuhadapi juga situasi situasi yang kutakutkan. ku merasa agak mendingan sekarang, agak, lumayan lah. yang utama adalah uncontrolled movement pada tubuhku terutama pada wajah sudah berkurang ketika aku berada pada situasi ngeri.  dan aku sudah semakin nyaman berada di tengah tengah keluargaku, aku sudah nyaman ketika makan bersama di meja makan bersama keluargaku atau orang yang aku merasa nyaman. tapi suaraku kadang masih gemetaran ketika bicara didepan umum, ditelpon kadang iya juga lho. 

obat tidak bisa dipungkiri sangat membantu dalam situasi ngeri, tapi aku yakin itu tidak menyembuhkan, suatu saat mungkin aku akan meminumnya juga bila kemerasa sangat butuh. buat teman yang masih perlu obat, berdasarkan pengalamanku, pilihlah alprazolam, ketika kamu merasa enjoy minum obat ini, jangan sia siakan, terjang semua yang menakutkan. setidaknya dengan dopping alprazolam kamu bisa buktikan pada dirimu sendiri bahwa yang ditakutkan hanyalah fana. tambah fluoxetin bila kamu merasa sp sudah membuatmu depresi. 

gunakan pikiran rasional positif kritis untuk melawan pikiran negatifmu. benturkan!!! ketika kamu tiba tiba secara otomatis berpikir negatif, lawan dengan, misalnya, 'masak iya seh?', 'ah belum tentu juga', dll.

mengenai forum ini, forum ini hanyalah berbentuk blog. keuntugannya biaya dikit, nggak perlu beli hosting, cukup beli nama atau domain saja. kerugiannya, kurang fleksible, cukup ribet untuk anggota yang mau posting, walaupun nggak ribet kalau mau kasih komentar. tapi bisa juga lho.. teman teman signup aja di blogspot, nanti ku add jadi contributor di forum ini. jadi, dengan username yang sudah dibuat bisa utak atik isi forum ini, ngepost tulisan maksudnya. satu lagi kerugiannya, komentar nggak kedetect sama google searching, beda kalau pake aplikasi forum sungguhan.

selamat berjuang teman teman

1

Sedikit demi sedikit ku pahami SPku

Hi, teman2 seperjuangan.. koq pd sepi seeh.. pasti lg sibuk berjuang sendiri2 ya.. baguz tu.. aq cm mw kasih sedikit wacana bwt temen2. SP emg GA BISA DISEMBUHIN, SP g bs ilang 100%, tp plg tdk kita bisa mengurangi atau meminimalisir seminimal mungkin spy tdk menggagu aktifitas kita sehari2 (trutama aktfts sosial). Dan utk mengurangi kecemasan bs dilakukan dg bbgai cr, relaxasi, minum obat, mengubah cara pikir,berdoa, olahraga, dll (emang klasik n kuno si, tp ya cm itu yg bs kita lakukan). emg SP tu berat bgd n bikin kt desperate coz kt g bs bebas n g bs lakuin ap yg kita inginkn, apa yg haruz kita lakukan, kdg tdk mmpu kita lakukan. Tapi, bgaimanapun beratnx SP mengganggu kt, jgn sampe kt putus asa, jgn sampe kita jatuh terpuruk, menyesali n menangisi SP kita. tetaplah berkarya meskipun dlm keadaan SP. Cos, psti msh bnyk yng dpt kita lakukan sesuai dg kemampuan kita (nge-band mungkin atw main sulap; it yg aq pelajari dr Rama).Kita jg harus terus n tetap latihan sosialisasi walaupun cuma sedikit, walopun cuma sekecil apapun.Kt hrs terus belajar menjdi org yg peka, responsif, suka menolong (itu yg aq pelajari dr tukimin), kt jg jgn sampe kehilangan selera humor kt (itu yg aq pelajari dr Ony), kita jg jgn pernah bhnti utk berdoa (itu yg aq pelajari dr Mb Yoez), semua manusia emg punya kepribadian dan keunikan sendiri, maka banggalah menjdi SP coz kt abnormal, lain dr yg lain, jrg2 kan ad orang yg abnormal. He2. Asyik jg lho jd abnormal. Maka terimalah diri kita apa adanx smbil trus berusaha n berdoa coz Allah akan melihat usaha kita.



soal pake obat atw tdk, it adl pilihan masing2. Selama kt msh merasa mampu tanpa obat, it lbh baik, tp klo emang kt bener2 g bs ngendalikan kecemasan, obat bs dijadikan salh satu pilihan. Emg kemungkinan ketagihan n ketergantungan sgt besar, makanya jgn sering pake obat penenang klo ga butuh2 bgt (misal utk presentasi, wa2ncr kerja, bertemu org2). Paling tdk, kt akan tersugesti dg obat yg kt anggap memberikan rs tenang itu, n plg tidak kt bs melalui hal berat yang penting dlm hidup kita yg akan membuat kt lebih mdh beraksi di hal2 yg lebih ringan. Klo obat yg TOP menurutku emag Alprazolam (Xanax) jd mending yg mw ngobat pake Alpraz aj, n juga fluoxetin. Hrgnx cukup terjangkau koq.Tp, klo fluoxetin rada2 mhl si (6900 per kapsul 20 mg). Jd klo cm utk penenang di saat penting, pake aj Alpraz. Konsultasi n bnyk curhat dg psikiater jg penting. Jadikan psikiater temn curhat kita, sms aj sesering mungkin mengenai ap yg kt rasakan pd saat kita merasa down, stress. Awalnx emg krasa g enak sm psikiaternx, tp psikiater yng baik n memahami kt adl psikiater yang sabar dg curhatan kita. Jd, klo psikiater it g mw menanggapi sms kita tanpa alasan yg jelas, gnti aj psikiater yang lain. Curhat jg dengan diary, teman2 dekat or kluarga, coz it akan melatih kita untuk belajar mengekspresikan diri n perasaan kita.dah dulu yagh, cuapek nich..
0

SP lagi..sp lg..

Peringatan:
Website pikirdong hanya memberikan informasi semata mengenai beberapa simtom, artikel psikologi, kesehatan, termasuk kemungkinan di dalamnya tersebut nama-nama alat test psikologi atau obat-obatan. Artikel ini tidak boleh dijadikan sebagai rujukan atau acuan untuk diagnosa ke dokter. Perbedaan diagnosa dan informasi yang Anda peroleh selama perawatan tanyakanlah pada mereka yang berkompeten dibidangnya. Janganlah ragu apa yang mereka katakan bila berbeda dengan informasi yang kami sampaikan. Tanyakanlah informasi secara jelas pada mereka yang telah terjun secara profesional dibidangnya.


Sosial fobia (social phobia) atau dikenal juga dengan istilah social anxiety disorder (SAD) merupakan gangguan kecemasan secara menyeluruh yang ditandai dengan beberapa simtom tertentu.


Simtom;

1) Fisik
- Gemetar pada tangan dan kaki, seperti tremor ketika kecemasan meningkat yang juga disertai gemetar pada saat berbicara
- Berkeringat terutama pada tangan
- Rasa cemas secara berlebihan yang ditandai dengan adanya serangan panik
- Meningkat ketegangan pada otot, ditandai mudah pegal
- Ingin buang air kecil dalam waktu singkat
- Sering sakit kepala
- Insomnia
- Mudah merasa lelah
- Rasa sesak di dada
- Pusing


2) Kognitif
- Rasa takut terhadap penilaian orang lain, takut dikritik
- Selalu berpikir negatif, beranggapan bahwa orang lain menilai buruk tentang dirinya
- Kesulitan menemukan ide-ide baru dan cenderung tidak mampu berpikir secara jernih terhadap permasalahan yang dihadapinya.
- Mengisolasi diri
- Merasa dirinya lemah, bodoh dan selalu merasa khawatir
- Merasa dirinya selalu dilihat oleh orang lain
- Rasa takut untuk melihat atau bertemu orang asing
- Merasa dirinya tidak mampu berkompetisi dan berperilaku sebagaimana orang lainnya.
- Menghindari kerumunan atau kumpulan orang ramai/keramaian tertentu saja (secara diagnostik harus dipisahkan kecenderungan dari simtom agoraphobia)
- Ketakutan untuk tampil di depan orang lain atau publik

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSMIII), sosial fobia ditandai dengan ciri utama ketakutan yang sifatnya menetap, irasional, yang memaksakan individu menghindari situasi-situasi yang membuat individu tersebut merasa malu diperhatikan oleh orang lain. Pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) pada gangguan ini ditekankan pada rasa ketakutan tersebut secara berlebihan dan dengan alasan tidak masuk akal.

Penderita sosial fobia menunjukkan pelbagai perilaku tertentu seperti rasa takut berbicara di depan umum, makan ditempat umum, buang air kecil di toilet umum, atau berbicara sepatah kata pada situasi sosial tertentu, takut menulis sesuatu hal yang dapat dibaca oleh publik (Artinya, mereka lebih suka menyembunyikan tulisan-tulisannya dengan menyembunyikan identitas penulis, biodata dan sebagainya). Pada situasi yang menakutkan bagi dirinya, penderita SAD sering menyalahkan dirinya sendiri, seiring meningkatnya kecemasan juga terjadinya perubahan warna kulit yang memerah, berkeringat dan gemetar.

Kemunculan SAD diduga berawal dari beberapa kondisi dari permasalahan dalam dunia kerja; dimana individu terjebak dalam pekerjaan yang berat -menyulitkan dirinya, ketergantungan atau penyalahgunaan pada obat-obatan, alkoholik dan depresi. (Barlow, DiNardo, Vermilyea dan Blanchard, 1986; Bowen, Cipywnyk, D’Arcy and Keegan, 1984)



Treatment

Penderita sosial fobia dapat kembali menjadi normal setelah menjalan terapi secara rutin yang tidak terputus. Penderita sosial fobia atau SAD harus menjalani test diagnostik terlebih dahulu untuk menentukan diagnosa awal, dengan melihat skor yang diperoleh dari Clinical Global Impression Scale (CGI), Fear of Negative Evaluation Scale, atau Social Avoidance and Distress Scale. Sementara dalam psikofarmakologi, treatment utama yang digunakan adalah Selective Serotonin-Reuptake Inhibitors (SSRIs) jenis paroxetine (paxil), benzodiazepines, fluoxetine (prozac), sertraline (zoloft), dsb dianggap treatment paling manjur yang tidak berbahaya pada pasien. Sekitar 80% pasien SAD dapat kembali normal karena menjalani terapi secara rutin tanpa jeda waktu.

Treatment di dalam terapi diberikan untuk penderita SAD yang paling sering dikenalkan adalah cognitive-behavioural therapy. Dalam terapi yang dilakukan pleh psikolog, cognitive-behavioural therapy pasien diberikan: ketrampilan bersosialisasi (social skills training) yang dapat dilakukan secara berkelompok atau group (self-help group), latihan dalam mengekspresikan rasa cemas secara tepat dan bagaimana mengontrolnya (exposure techniques), mengubah cara berpikir yang salah (cognitive restructuring techniques) dan teknik kombinasi exposure-cognitive restructuring. Disamping itu juga diperkenalkan meditasi untuk mengurangi ketegangan otot (relaksasi) dan teknik copying.

Beberapa keuntungan yang semestinya dapat diperoleh dalam terapi:
(1) Pasien dapat mengetahui bahwa dirinya bukan sendiri yang mengalami masalah tersebut dan ia mendapatkan support dari konselor atau orang-orang terdekatnya.
(2) Pasien menjadi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain dalam menghadapi masalah termasuk konselor, terapis atau psikolog/psikiater.
(3) Pasien haruslah mempunyai komitmen untuk berubah pada dirinya sendiri dan terhadap kelompok (group) terapinya
(4) Pasien haruslah mempunyai motivasi dalam penyembuhan dengan menggunakan metode terapi
(5) Adanya beragam kondisi sosial tertentu di dalam masyarakat yang ikut membantu dalam penyembuhan yang dapat memberikan manfaat di dalam proses terapi
(6) Pasien dapat merasakan kecemasannya sendiri sebagai sesuatu hal yang normal pada situasi tertentu (pada saat tertentu orang normal juga dihadapkan pada situasi sosial yang memberikannya rasa cemas)

Psikiatris juga menggunakan obat-obatan dalam memberikan treatment (disamping secara psikologis tentunya) berupa prozac dan seroxat, dan juga trankimazin, rivotril, lexatin, tenormin, dan sebagainya yang diyakini dapat mempengaruhi kerja sistem syaraf pusat (central nervous system; CNS) secara langsung dan efektif mengurangi tingkat kecemasan pasien. [PD]


source:
© 2007 Pikirdong
www.pikirdong.org
Ide kecil perbaikan diri dan berpikir positif -
Kontak kami: info@pikirdong.org
Telp. 0813.3247.5184
0

Anxiety Dissorder

Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti.

Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan metabolisme tubuh.

Gangguan kecemasan diperkirakan mengidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut.

Secara fisik beberapa gejala kecemasan ditandai dengan ketegangan pada otot (mudah pegal), berkeringat, sesak nafas atau tarikan nafas pendek, mudah merasa pusing, dan dada sering sesak. Pada abad 19, kecemasan dianggap sebagi bentuk dari kerusakan atau gangguan dari pernafasan, Sigmund Freud mengidentifikasi kecemasan sebagai bentuk neurosis. Freud meyakini kemunculan rasa cemas diakibatkan sifat instinktif atau dorongan seksual pada individu tidak tersalurkan secara tepat. Akibatnya, kecemasan timbul sebagai bentuk pertahanan diri untuk merepresi dorongan-dorongan tersebut. Bila tahap represi ini tidak tepat memunculkan gangguan neurosis kecemasan.

Ahli psikoanalisa beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan persepsi diri sendiri, dimana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya. Perasaan-perasaam tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu.

Berbeda dengan pendapat psikoanalisa, ahli psikologi teori belajar beranggapan bahwa kecemasan lebih disebabkan peristiwa eksternal dibandingkan konflik internal dalam pribadi individu. Adanya pengkondisian yang siap (prepared conditioning) pada individu membuat individu semakin siap dalam menghadapi pelbagai situasi stressor dikemudian hari.

Analisis kognitif munculnya kecemasan disebabkan oleh bagaimana individu memikirkan situasi dan kemungkinan-kemungkinan bahaya yang mungkin dapat muncul. Pikiran-pikiran tersebut kadang tidak realistik, individu cenderung untuk menambahkan tingkat bahaya tersebut dibandingkan pada orang normal yang menilai "tidak begitu berbahaya". Akibatnya indvidu meningkatkan tingkat kewaspadaan secara berlebihan (tentunya dengan ada rasa cemas berlebihan) dan mencari-cari tanda bahaya. Misalnya saja suara bising ditengah malam pada sebuah rumah, individu menginterpretasikan seebagai perampokan dan sebagainya. Parahnya tingkat kecemasan sangat tergantung pada indvidu bagaimana melakukan obsesi kecemasannya itu.

Kategori gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) IV yang sering dibahas diantaranya adalah;
1) Gangguan panik tanpa agoraphobia
2) Gangguan panik dengan agoraphobia
3) Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
4) Phobia spesifik
5) Phobia sosial
6) Gangguan obsesif-kompulsif
7) Gangguan stres pasca traumatik
8) Gangguan stres akut
9) Gangguan kecemasan umum
10) Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi


Gejala Umum Kecemasan

Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.

1) Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.
2) Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
3) Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.
4) Berkeringat secara berlebihan
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor
5) Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
6) Gangguan tidur
7) Tubuh gemetar
Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
8) Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
9) Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
10) Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).


Treatment

1) Terapi obat-obatan
Neurotransmiter utama terhadap gangguan kecemasan dengan melihat hasil laboratorium dengan mencheck peningkatan norepinefrin, serotonin dan gamma aminobutryc acid (GABA). Dengan positron emission tomography (PET) juga ditemukan kelainan (disregulasi) pembuluh darah serebral.

Biasanya untuk kecemasan dokter menganjurkan penggunaan obat psikoleptik, yaitu benzodiazepines dalam dosis rendah. Jenis obat-obat ini adalah Diazepam, Klordiazepoksid, Lorazepam, Klobazam, Bromazepam, Oksazolam, Klorazepat, Alprazolam atau Prazepam.

Penggunaan obat anti kecemasan haruslah melalui kontrol dari dokter secara ketat, penggunaan obat-obat antiansietas dapat mengakibatkan beberapa efek samping. Pasien dengan riwayat penyakit hati kronik, ginjal dan paru haruslah diperhatikan pemakaian obat-obatan ini. Pada anak dan orangtua dapat juga memberikan reaksi seperti yang tidak diharapkan (paradoxes reaction) seperti meningkatkan kegelisahan, ketegangan otot, disinhibisi atau gangguan tidur.

Beberapa efek samping penggunaan obat antiansietas
- Sedative (rasa mengantuk, kewaspadaan menurun, kerja psikomotorik menurun, dan kemampuan kognitif melemah)
- Rasa lemas dan cepat lelah
- Adiktif walaupun sifatnya lebih ringan dari narkotika. Ketergantungan obat biasanya terjadi pada individu peminum alkohol, pengguna narkoba (maksimum pemberian obat selama 3 bulan)
- Penghentian obat secara mendadak memberikan gejala putus obat (rebound phenomenon) seperti kegelisahan, keringat dingin, bingung, tremor, palpitasi atau insomnia.


2) Psikoterapi
Dalam psikoterapi, psikolog, konselor dan ahli terapis berusaha menyusun terapi psikologis yang beragam untuk pengobatan yang disesuaikan dengan kepribadian klien. Penerapan metode dapat secara personal maupun group (perkelompok). Psikiater berusaha mengkombinasi pengobatan medis dan psikoterapi secara bersamaan. Perlu untuk diketahui bahwa tidak ada pengobatan jenis gangguan kecemasan ini hanya menggunakan satu cara saja, dibutuhkan lebih kombinasi untuk menyembuhkan gangguan kompleks ini.

Terapi yang paling sering digunakan dalam perawatan kecemasan adalah cognitive-behavioural therapy (CBT). Pada CBT diberikan teknik pelatihan pernafasan atau meditasi ketika kecemasan muncul, teknik ini diberikan untuk penderita kecemasan yang disertai dengan serangan panik..

Support group juga diberikan dalam CBT, individu ditempatkan dalam group support yang mendukung proses treatment. Group support dapat berupa sekelompok orang yang memang telah dipersiapkan oleh konselor/terapis untuk mendukung proses terapi atau keluarga juga dapat diambil sebagai group support ini.


Mencegah Kemunculan Gangguan Kecemasan

1) Kontrol pernafasan yang baik
Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja" memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosida di dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan visual. Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.

2) Melakukan relaksasi
Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama 30 menit.

3) Intervensi kognitif
Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkan dalam menyelesaikan permasalahan.

4) Pendekatan agama
Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif.

Dalam Islam, sholat dan metode zikir ditengah malam akan memberikan rasa nyaman dan rasa percaya diri lebih dalam menghadapi masalah. Rasa cemas akan turun. Tindakan bunuh diri dilarang dalam Islam, bila iman semakin kuat maka dorongan bunuh diri (tentamina Suicidum) pada simtom depresi akan hilang. Metode zikir (berupa Asmaul Husna) juga efektif menyembuhkan insomnia.

5) Pendekatan keluarga
Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan masalah yang dihadapi secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.

6) Olahraga
Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri Anda. [PD]

source: www.pikirdong.org
0

anxiety yang menular

ada hal yang membuatku benci banget sama fobia sosial, yang dulu kadang membuatku semakin desperate dan frustated, anxiety yang menular. ketika ketakutan dan kecemasanku muncul, manifestasi yang jelas terlihat dari gambaran corak muka ku yang suram, tegang, mengerikan like a monster, mungkin ini yang sering disebut facial blushing. orang yang melihatku akan ikut ikutan punya facial blushing.  contoh konkret di kelas ketika kuliah.  susana kelas yang begitu rupa tidak membuatku nyaman yang menimbulkan facial blushing, semakin tidak nyaman ketika dosen yang ngajar, ketika melihatku akan ikut ikutan facial blusing, asem!!! dan mahasiswa lain yang melihat dosen, akan ikut ikutan facial blushing, semakin asem!!! 

semester awal, kadang kadang, andalanku adalah alkohol. teguk dulu vodka sebelum kuliah, buset...! atau guyur kepala dan leher dengan air dingin sebelum masuk kelas, biar agak relaks. kalau sekarang ya alprazolam. 

bagaimana dengan anda??

6

i'm not alone, you are not alone

umur 24 tahun ku baru tahu apa sebenarnya yang sebenarnya menimpaku. bertahun tahun aku menderita tapi ngga ngerti kalo aku punya fobia sosial, ku cuman tahu kalo aku nggak normal, alias ada yang salah dalam kejiwaanku. setelah depresi bertahun tahun aku ke psikiater dan dikasih tahu dokter nya kalo aku fobia sosial, ya ampun... ku mulai search internet cari info dan cari teman. 

teman pertama yang ku kenal lewat internet niez, ketemunya di socialphobiawolrld. ku email dia, dapat balasan beserta nomor telpon. aku seneng banget waktu itu, ternyata bukan hanya aku. sejauh itu yang ku dapat bukan orang indonesia. ku ngebet banget  buat ketemu niez, pengen ngerti bagaimana orang lain yang kena fobia sosial, mungkin aku bisa bercermin dari dia. ku paksa dia, akhirnya dia mau, maen dech ke semarang.

lama kelamaan tambah teman dan seneng banget ada yang satu kota. 

so, yang ingin kukatakan adalah, i'm not alone, you are not alone. suatu saat, semoga, ada salah satu dari kita yang bukan lagi social phobia yang diceritakan, tapi socialphilia. 

5

AM's story

aku taruh disini yach sis AM.

sad girl said:

haloooooo
perkenalkan aku AM.
aku baru aja nge post sebuah thread di socialphobiaworld.com

ini link nya : http://www.socialphobiaworld.com/please-read-my-story-i-need-a-change-help-me-guys-18532/
baca dan kasih reply yaa
i need ur support guys.

btw.. ada yang berumur 19 taun ga?
aku sedih
di umur ku yang harusnya bisa bersenang2 dgn temen
(hang out ke mall, ke pesta2)
aku malah sendiri terus
aku ini aneh bgt..

social phobia bener2 penyakit yang jahat.
tapi kita harus terus sabar
dan merubah diri !
karena Allah ga akan merubah keadaan kita, sebelum kita merubah keadaan mereka sendiri.

dan ini story yang di sosialphobiaworld:


i just met an old friend. she's quite close to me in high school.... last time we met was about a month ago at her birthday party. she's not my best friend (i never had one, maybe they scared and tired of me), but we're close... and this morning i happened to met her at the hospital.... i was panic when i saw her, my hands were shaking nervously, my heart's beating soo fast, my mind goes blank, my eyes twitching & weak & tired. i hide all of them of course... but my facial expression can't lie. I WAS LOOKING SO NERVOUS at the time. i didnt know wat to do, or wat to say. i cant be focused on what im doing. i can't even THINK........... ;_________(

it's always been like that. always
i experience this kind of situation almost everyday......
i'm worried no one would ever be friend with me
i was looking very PAINFUL everytime i speak to them........
and it seems like i will never get a boyfriend
cos they're too scared of me....
i can't stand this anymore
when will this ever stop...

i'm so sad.
how will my future be?
can i get married one day
and have children
and be calm, relax, happy just like other people...???

i feel so STUPIDDD & pathetic........
and hopeless........

-AM
;-(
9

fobia sosial - konsep yang sering membingunkan

habis baca artikel dari kompas online, isinya kurang lebih fobia sosial / social phobia / social anxiety seringkali rancu dalam  pengertian. buat yang punya gangguan fobia sosial aku kira bakalan ngerti kerancuan itu. 

Kebanyakan orang masih merancukan fobia sosial ini dengan rasa malu (shyness) yang wajar terjadi pada setiap orang ketika menghadapi kondisi tertentu. Padahal kekacauan ini tak bisa disamakan dengan sifat pemalu bahkan dengan rasa malu yang berat sekalipun. Fobia sosial juga tak sama dengan situasi gugup yang sering dialami banyak orang. 

Untuk mudahnya para ahli kejiwaan kemudian membandingkan antara kesedihan dan depresi. Semua orang pernah mengalami rasa sedih, tetapi tidak semua orang mengalami depresi.

Pengalaman mendapat malu merupakan ketakutan yang relatif kecil, tingkat ketakutannya tidak cukup membuat yang bersangkutan menghindar dari sebuah situasi sepanjang masa. Tidak demikian dengan mereka yang mengidap fobia sosial. Pengalaman ketakutan yang begitu ekstrem menjadi pemicu dalam situasi sosial tertentu.

makanya seringkali orang lain tak memahami apa yang diderita sosial pobian.

51

friend's comment

comment ku taroh didepan yach, sapa tahu da temen lain yang bisa kasih info

hi,salam kenal 
aku juga SP ,mlh dr kecil aku udh SP,dibiarin makin lama mkn parah SPnya,
sampai2 rasanya skrg aku udh ga pernah bs santai en rileks lg,bhkan dgn kluarga dan tmn dktku juga.Pdhl dulu ga separah ini.
Gmn apa stlh ke psikiater keadaan kalian membaik?
Aku rencana mau ke psikiater tp krn malu jd gagal terus,aku malu kl sampai ada yg liat aku ke psikiater
Ada yg tahu di bandung psikiater mn yg recommend ?